Foto: PS Joshua Totok Sunarto, SE Redaktur Senior Media Warta Nelayan
Jakarta, Warta Nelayan – Makanan laut atau seafood memang menjadi hidangan favorit di berbagai penjuru dunia. Namun, sebuah studi terbaru mengungkapkan fakta mengejutkan bahwa banyak jenis ikan dari sumber makanan laut yang terancam punah justru beredar di pasaran. Bagaimana bisa hal ini terjadi?
Secara umum, sebagian besar makanan laut yang dijual berasal dari spesies dengan populasi yang melimpah atau tidak terancam punah, seperti ikan kakap, tongkol, tenggiri, dan kembung. Namun, studi yang diterbitkan dalam jurnal PeerJ pada September 2024 ini mengungkapkan adanya kesalahan dalam pelabelan jenis ikan yang diperdagangkan, sehingga beberapa ikan yang sebenarnya dilindungi justru diperjualbelikan.
Matthew R. J. Morris, seorang peneliti biologi dari Ambrose University, Kanada, yang terlibat dalam studi ini, menyebutkan bahwa satu dari lima hidangan seafood diberi label yang keliru. Hal ini sangat berbahaya, tidak hanya bagi pelestarian spesies yang terancam punah, tetapi juga bagi kesehatan konsumen. Pasalnya, beberapa jenis ikan memiliki kandungan yang dapat membahayakan jika dikonsumsi.
Penelitian yang melibatkan 347 sampel produk ikan bersirip dan 109 sampel kerang, termasuk udang dan gurita dari restoran dan toko kelontong di Calgary, Kanada, menemukan bahwa banyak hidangan laut yang dijual justru adalah spesies yang dilindungi, dan dalam beberapa kasus, berbahaya bagi kesehatan. Sebagai contoh, ikan kakap yang dijual hampir 100 persen diberi label salah, dengan sebagian besar bahkan teridentifikasi sebagai ikan nila, atau spesies yang dilindungi.
Praktik pelabelan yang salah ini, menurut para peneliti, sering kali dilakukan demi keuntungan ekonomi, dengan mengganti nama ikan murah seperti nila dengan nama ikan lain yang lebih mahal, seperti ikan kakap. Akibatnya, konsumen tidak hanya mendapatkan produk yang salah, tetapi juga berisiko mengonsumsi hewan laut yang terancam punah.
Kesalahan pelabelan juga mempengaruhi status pelestarian ikan tersebut, karena di beberapa negara, penjualan hewan laut yang dilindungi dapat dikenakan sanksi hukum. Namun, kesalahan ini masih sering terjadi karena tidak adanya sistem identifikasi yang memadai, seperti penggunaan teknologi DNA untuk memastikan keakuratan pelabelan.
Untuk menghindari konsumsi produk seafood yang keliru dan melindungi kesehatan, para ahli menyarankan beberapa langkah. Konsumen disarankan untuk membeli ikan secara utuh, memilih produk yang bersertifikat, serta memastikan label spesies dicantumkan secara jelas. Dengan demikian, diharapkan masyarakat dapat lebih berhati-hati dalam memilih seafood yang aman untuk dikonsumsi, sekaligus berperan dalam pelestarian spesies laut yang terancam punah. (Red)

