
Dok.Ist/ Foto
JAKARTA, 9 April 2025 wartanelayan.com– Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Republik Indonesia mengumumkan bahwa nilai ekspor perikanan nasional mencapai Rp1 triliun selama periode libur Lebaran, 24 Maret hingga 2 April 2025. Pencapaian ini menunjukkan komitmen KKP dalam menjaga kelancaran ekspor perikanan meskipun dalam masa libur panjang.
Kepala Badan Pengendalian dan Pengawasan Mutu Hasil Kelautan Perikanan (BPPMHKP), Ishartini, menjelaskan bahwa ekspor tetap berjalan di 32 provinsi. BPPMHKP, dengan 47 unit pelaksana teknis (UPT) di seluruh Indonesia, memastikan kelancaran penerbitan Sertifikat Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan (SMKHP). Hal ini penting mengingat perikanan merupakan komoditas ekspor non-migas unggulan Indonesia, yang dipasarkan ke 140 negara. Komoditas unggulan meliputi udang, tuna-skipjack, cephalopod (cumi dan gurita), kepiting, dan rumput laut.
Negara tujuan ekspor selama periode tersebut meliputi Australia, Thailand, Uni Emirat Arab, Tiongkok, Jerman, Hong Kong, India, Italia, Jepang, Malaysia, Qatar, Singapura, Taiwan, Amerika Serikat, Belanda, Timor Leste, Vietnam, Korea Selatan, Kuwait, Filipina, Spanyol, Perancis, Yordania, Irlandia, Puerto Rico, Zimbabwe, dan Meksiko.
Data lebih rinci menunjukkan aktivitas ekspor yang signifikan di berbagai wilayah. Sebagai contoh, Sumatera Utara mencatat 413 kali ekspor (4.540.893 kg), Jawa Timur (via Tanjung Perak) 133 kali (2.850.832 kg), dan Papua Barat Daya (via Sorong) 17 kali (46.047 kg). Secara keseluruhan, tercatat 2.774 kali ekspor dengan total volume 20.225.966 kg (lebih dari 20.000 ton).
Ishartini menambahkan bahwa seluruh kegiatan ekspor berjalan lancar tanpa kendala di negara tujuan, berkat sertifikasi mutu yang menjamin standar sanitasi, higiene, dan keamanan pangan internasional.
Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono, sebelumnya telah menekankan fokus KKP pada komoditas unggulan untuk diversifikasi produk dan negara tujuan ekspor. KKP juga memperhatikan quality assurance dan keamanan pangan di sepanjang rantai pasok untuk meningkatkan daya saing produk perikanan di pasar internasional (JOE)