Hampir Seluruh Perairan Indonesia Terkontaminasi Mikroplastik

Posted by : wartanel February 26, 2025

Foto Ilustrasi

Jakarta, wartanelayan.com 26 Februari 2025 – Sebuah studi terbaru oleh pakar Ekotoksikologi Perairan IPB University, Prof Dr Ir Etty Riani MS, mengungkapkan bahwa hampir seluruh perairan di Indonesia telah terkontaminasi mikroplastik, bahkan nanoplastik. Temuan ini menjadi alarm bagi kelestarian lingkungan dan kesehatan masyarakat.

“Dari hasil penelitian-penelitian yang kami lakukan, hampir seluruh perairan di Indonesia sudah terkontaminasi mikroplastik, bahkan nanoplastik,” ujar Prof Etty dalam keterangan tertulis IPB University yang dikutip Selasa (25/2/2025). Beliau menuturkan bahwa wilayah pesisir dengan kepadatan penduduk tinggi, seperti Teluk Jakarta, memiliki tingkat kontaminasi yang lebih tinggi.

Mikroplastik, partikel plastik berukuran kecil, terbentuk dari degradasi produk sehari-hari seperti pakaian, kemasan makanan, dan kantong plastik. Saat terurai, bahan aditif yang umumnya berbahaya bagi manusia juga dapat terlepas ke lingkungan.

“Hal itu akan membahayakan lingkungan dan biota yang habitatnya di lingkungan tersebut, bahkan melalui proses makan memakan dan pada akhirnya akan sampai ke manusia,” jelas Prof Etty.

Mikroplastik juga dapat menjadi inang antara dari bahan berbahaya dan beracun yang terdapat di lingkungan untuk masuk ke dalam tubuh makhluk hidup, termasuk manusia. Perilaku masyarakat yang masih membuang sampah sembarangan turut memperparah kontaminasi ini.

Prof Etty menekankan pentingnya penelitian lebih lanjut tentang mikroplastik dengan dukungan laboratorium dan peralatan berstandar tinggi. Beliau juga menyatakan bahwa meskipun kontaminasi mikroplastik sudah sangat luas, hal tersebut belum bisa disebut sebagai pencemaran.

“Pencemaran harus keluar atau tidak memenuhi standar baku mutu, sedangkan Indonesia, bahkan semua negara maju yang ada di dunia, belum memiliki baku mutu untuk pencemaran mikroplastik di perairan ataupun di media lainnya,” jelasnya.

Prof Etty menambahkan bahwa penetapan baku mutu sendiri membutuhkan pengujian toksikologi yang panjang, termasuk uji pada biota yang sensitif terhadap bahan pencemar. “Mengingat sampai saat ini belum ada satu negarapun yang memiliki baku mutu untuk mikro dan atau nano plastik, maka kita bisa menyebutnya sebagai kontaminasi saja, bukan pencemaran,” kata Etty.

Temuan ini menjadi pengingat penting bagi kita semua untuk lebih peduli terhadap lingkungan dan mengurangi penggunaan plastik sekali pakai. Upaya bersama diperlukan untuk melindungi perairan Indonesia dan menjaga kesehatan masyarakat.

Laporan: Joshua TS

RELATED POSTS
FOLLOW US